Permasalahan kesehatan merupakan upaya yang kontinu dan harus dikelola secara holistik serta tidak bisa dipisah-pisahkan menurut jenjang administrasi kepemerintahan, sehingga perlu dikembangkan jejaring pembangunan dan upaya kesehatan secara nasional. Selain itu, Departemen kesehatan juga melaksanakan dan memberikan pelayanan rujukan dalam upaya peningkatan kesehatan secara nasional.
Ini ditujukan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan itu sendiri, tercapainya target pelayanan yang merata juga untuk meningkatkan mutu pelayanan public. Pembangunan kesehatan memang merupakan tanggung jawab negara, dalam hal ini pemerintah daerah sangat penting perannnya untuk menyentuh langsung masyarakat di lapangan.
Apa upaya penting yang kita lakukan untuk mencapai sasaran pelayanan kesehatan? Tentu saja disinilah letak kebijakan pemerintah yang sangat dibutuhkan. Kebijakan itu meliputi anggaran biaya kesehatan, prosedur tetap yang berlandasan hukum yang jelas, dan juga yang lebih penting adalah menempatkan tenaga yang professional untuk memantapkan arah lebijakan kesehatan.
Kebijakan yang jelas tentu saja akan melahirkan arah kebijakan yang jelas, disamping itu strategi kerja dari profesionalis tidak bisa diabaikan. Ini dilakukan mengingat upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia masih sangat minim. Disamping itu, pengendalian secara terpusat tentu masih sangat perlu dilakukan, dengan maksud meningkatan pengendalian dan akuntabilitas pelayanan kesehatan.
Kebijakan jejaring pembangunan dibidang kesehatan pada dasarnya tidak menjadi tugas pokok penting pemerintah, melainkan seluruh lini sector kemasyarakatan. Saat ini, beberapa factor yang menghambat lajunya peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia, diantaranya :
1. Faktor Biaya
2. Faktor Pendidikan
3. Faktor Individual
4. Faktor minimnya kesadaran
Mari kita coba simak empat factor yang menghambat lajunya peningkatan pelayanan kesehatan, antara lain :
1. Faktor Biaya
Biaya yang disediakan pemerintah masih belum mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan dilapangan, baik dari APBD maupun APBN, ini terlihat jelas dimana biaya pelayanan kesehatan masih belum merata dimasyarakat. Sementara itu, tingginya biaya pelayanan kesehatan merupakan salah satu penyebab terkurasnya anggaran pendidikan.
Disinilah terkadang antara kebijakan bisnis dan kebijakan pelayanan public saling berbenturan, misalnya saja ketika suatu daerah menetapkan peraturan tentang biaya pelayanan kesehatan, maka terkadang ini tidak sejalan dengan apa yang diharapkan. Saya berikan contoh kecil saja, ketika pemerintah daerah menetapkan setiap SKPD termasuk unit pelayanan kesehatan seperti Rumah Saki dan Puskes, untuk mencapai target PAD tahunan, di sisi lain kita seakan diminta untuk tidak mempersulit dengan alur administrasi yang berbelit.
Benturan kebijakan tentu saja akan melemahkan sistem dari kebijakan itu sendiri, sehingga apa yang ditargetkan pun tidak berjalan maksimal. Ini pula yang menyebabkan kurangnya profesionalisme kerja aparat, karena tidak ada aturan yang baku dan terarah untuk mengatur arah kebijakan.
Seorang pelaksana kesehatan dituntuh tertib administasi, namun disisi lain tertib administrasi belum berjalan seiring dengan arah kebijakan lain, sehingga koneksitas antara kebijakan itu tidak berjalan dengan sempurna. Mengejar target pencapaian anggaran tentu menjadi urusan wajib, namun memberi pelayanan yang cepat merupakan keharusan bagi SKPD pelayanan kesehatan
2. Faktor Pendidikan
Pendidikan tentu saja memberi pengaruh penting pada pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan, karena dari sinilah profesioalisme pelayanan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Pendidikan tidak harus dimiliki pelaksana kesehatan itu sendiri, melainkan juga masyarakat luas.
Pendidikan kesehatan tentu saja penting diterapkan dimasyarakat, ini dilakukan adalah untuk membuka dan memenej wawasan masyarakat tentang dunia kesehatan. Kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan kesehatan tentu akan berjalan dengan baik dan mencapai sasaran jika masyarakat memahami arti penting kesehatan.
Bahkan sebuah studi mengatakan besaran biaya kesehatan akan menjadi kecil jika pemahaman masyarakat tentang kesehatan benar-benar ada. Sebab, dengan pemahaman dan wawasan yang cukup, pemerintah tidak direpotkan dengan minimnya biaya kesehatan, karena masyarakt tahu bagaimana menjaga kesehatan.
Karena itu, untuk melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan tidak hanya berfokus pada sisi kesehatan saja, melainkan dibangun dari sisi pendidikannya. Mengembangkan pendidikan dalam tata ruang kesehatan, tentu bukan tugas dinas kesehatan atau kementerian kesehatan saja, melainkan tugas seluruh elemen bangsa terutama pemerintah dan masyarakat.
3. Faktor Individual
Faktor individual adalah faktor personal dimayarakat. Kadang kita tidak menyadari bahwa faktor individual akan menghambat bahkan juga membantu lajunya upaya peningkatan kesehatan. Yang dimaksud dengan factor indivual yang menghambat adalah kondisi seseorang yang tidak mematuhi arah kebijakan. Seorang pelayan kesehatan yang bergerak tanpa prosedur tetap tentu akan melahirkan kerugian bagi orang lain, dan ini tentu saja akan memboroskan biaya kesehatan, dan secara tidak langsung akan mempersempit biaya yang ditetapkan pemerintah.
Sementara faktor yang membantu adalah kevokalan dan kepekaan aparatur dalam pengendalian kerja yang berdasarkan prosedur tetap dan rencana anggaran yang sudah menjadi kebijakan. Ini secara nyata akan membantu pemerintah dalam malaksanakan jejaring pembangunan kesehatan, sehingga sasaran pelayanan public secara nyata menyentuh masyarakat hingga ketingkat bawah.
4. Faktor Minimnya Kesadaran
Minimnya kesadaran tentu akan berpengaruh buruk pada pelaksanaan kebijakan. Ini tidak saja terjadi pada masyarakat yang pendidikannya rendah melainkan juga pada masyarakat yang pendidikannya tinggi. Contoh kasus, beberapa masyarakat menuntut untuk memperoleh pelayanan yang baik dan tentu saja berkwalitas, namun tidak memperhatikan prosedur yang ditetapkan, atau prosedur yang diatur secara jelas.
Dibeberapa tempat pelayanan kesehatan, masyarakat selalu berhadap mendapat pelayanan yang cepat dan tentu saja memuaskan, namun kurang memahami bahwa setiap pelayanan kesehatan dimasing-masing daerah memiliki keterbatasan yang dikondisikan dengan kondisi biaya daerah itu sendiri.
Ini terbukti dari banyaknya kasus ketidakpuasan masyarakat terhadap kesehatan, padahal jika masyarakat menyadari bahwa kondisi suatu daerah berpengaruh pada kondisi pelayanan kesehatan tentu ini tidak menjadi masalah yang sangat fatal. Contoh kasus saja, masyarakat menuntut mendapat pelayanan memuaskan di rumah sakit namun tidak memperhatikan prosedur rumah sakit itu sendiri, dan ini sering terjadi bukan pada masyarakat yang pendidikannya rendah bahkan terjadi pada masyarakat yang pendidikannya tinggi.
Untuk mengatasi hal ini, disinilah peranan lembaga kesehatan masyarakat dan pihak terkait serta pemerintah sangat perpengaruh. Apa yang menjadi misi kesehatan tentu saja harus memberi dampak positif terhadap masyarakat. Melihat factor-faktor diatas, maka tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, dan disinilah kita dinilai apakah bekerja aktif atau malah diam ditempat.
Untuk mengatasi factor-faktor diatas, maka yang kita butuhkan adalah :
1. Menentukan besaran biaya yang cukup
2. Membangun pendidikan yang bermutu
3. Membangun kerja sama lintas sector
4. Mengubah paradigma negative tentang pelayana kesehatan
Keempat point diatas merupakan tawaran yang diberikan penulis untuk membantu pemerintah untuk mencampai target pelayanan kesehatan dalam upaya mensinergiakan dan melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan.
1. Menentukan Besaran Biaya Yang Cukup
Setiap kebijakan yang dibuat tentu saja memiliki beban anggaran yang tidak sedikit, karena itu, menetapkan anggaran dasar belanja menjadi penting. Untuk pelayanan kesehatan sendiri tentu saja menjadi lebih penting, mengingat kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang merata dan memadai tak dapat ditawar atau ditunda. Masyarakat berhak mendapat bantuan pelayanan kesehatan, terlebih pelayana kesehatan masyarakat itu telah diatur dalam undang-undang, ini berarti tidak ada alasan untuk tidak melaksanakannya.
Biaya yang jelas akan memantapkan sasaran yang ingin dicapai, biaya yang cukup akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata. Sejauh ini, biaya kesehatan di Indonsia masih dinilai minim, hanya beberapa persen saja dari belanja negara untuk kebutuhan lainnya. Padahal jika dicermati, hal yang paling fatal di Indonesia adalah kurangnya pelayana kesehatan yang memadai, dan alasannya adalah besaran biaya yang diatur oleh pemerintah belum cukup untuk memeniuhi kebutuhan.
Pelaksanaan jejaring pembanguan kesehatan tidak akan berjalan maksimal jika ditunjang dengan biaya yang kecil terlebih lagi bila ditangani oleh tenaga yang kurang professional, karena itu sebagai himbauan untuk kita semua terutama pemerintah adalah menetapkan anggaran kesehatan yang tidak setengah hati, artinya harus ada kesungguhan pemerintah dalam menetakan anggaran belanja kesehatan secara jelas.
2. Membangun pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu tentu saja akan melahirkan aparatur professional dan menghasilkan kwalitas yang nyata. Pendidikan pula memiliki koneksitas dengan pelayanan kesehatan, logikanya jika sebuah aturan kebijakan dilaksanakan oleh mereka yang tidak berpendidikan maka tentu kita tidak dapat berharap bahwa target pencapaian akan terwujud.
Pendidikan yang bermutu akan memberikan pengaruh dan membantu masyarakat dalam membangun pola hidup sehat, hemat dan sejahtera. Pendidikan akan membentuk tata cara berfikir dan berprilaku masyarakat, bahwa hidup sehat tak harus menunggu uluran tangan pemerintah, pendidikan juga akan membuka wawasan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, baik dari sendiri maupun lingkungan. Karena itu, pendidikan yang bermutu menjadi salah satu pengaruh penting dalam menetapkan arah kebijakan pemerintah dalam hal pelayanan kesehatan.
3. Membangun Kerja Sama Lintas Sektor
Membangun pola hidup sehat tidak hanya menjadi tugas pelayan kesehatatan saja melainkan juga menjadi tugas sector lain. Keterkaitan antar sector kemasyarakat sangat penting dibagun, dan ini menjadi salah satu tugas pemerintah membangun kerja sama lintas sector untuk mencapai sasaran kebijakan.
Setiap sector kemasyarakatan adalah saling berkaitan satu sama lain, yang saling memberi kontribusi dalam membangun pola hidup sehat. Lintas sector ini meliputi sector pemerintah, dan sector swasta. Dari sector pemerintah adalah dengan cara membangun pendidikan sebagaimana telah dijelaskan pada point sebelumnya, diantaranya membangun lembaga pendidikan seperti sekolah, kampus dan yayasan-yayasan yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan.
Sementara dari sector swasta yang diperlukan adalah partisipasi dan kontribusi penuuh melalui bantuan pendidikan, pemberian bantuan layanan kesehatan, pelatihan dan diklat tentang kematangan profesi juga kontribusi lainnya yang mengarah pada sasaran positif. Ini tentu akan memberi dampak positif dimasyarakat. Layanan kesehatan tidaklah menjadi milik golongan tertentu saja, melainkan milik semua elemen masyarakat.
5. Merubah Paradigma Negatif Tentang Pelayanan Kesehatan
Hal yang paling mendasar yang kurang kita sadari adalah pola pikir masyarakat tentang kesehatan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan adalah sangat minim. Dalam pandangan masyarakat awam, sehat itu berarti tidak sakit. Disinilah tugas dan visi fakultas kesehatan masyarakat, adalah merubah paradigma negative masyarakat tentang pelayanan kesehatan.
Tidak sakit bukan berarti tidak ada penyakit, sebuah studi mengungkapkan, beberapa daerah di Indonesia memiliki wawasan rendah tentang pelayanan kesehatan, sebenarnya ini tidak hanya dibeberapa daerah saja, melainkan hamper diseluruh wilayah Indonesia. Masalah kesehatan sering disepelekan, baik itu kesehatan diri sendiri maupun kesehatan lingkungan.
Tidak hanya itu, makanan pun kadang menjadi salah satu musuh utama kesehatan, artinya cara mengkomsumsi makanan yang tidak teratur menyebabkan munculnya penyakit kronis sehingga tanpa disadari menjadi pemicu gagalnya sasaran dan target pelayanan kesehatan.
Selain itu, kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan lingkungan menyebabkan lambatnya perolehan layanan kesehatan. Padahal jika dicermati dengan jelas, penyakit bukan saja datang dari factor keturunan melainkan juga factor individual yang kurang memperhatikan lingkungan. Cara pandang inlah yang harus dirubah oleh kesmas, dimana kesmas telah mendapatkan mandate dari pemerintah untuk mengubah paradigma negative masyarakat tentang kesehatan.
Jika ini berhasil dilakukan tentu akan menjadi nilai tambah bagi kita semua, dan manfaatnya akan baik bagi semua lini sector kemasyarakatan. Tentu saja sesuai dengan harapan pelaksanaan jejarinhg pembangunan kesehatan. Apa yang menjadi peran pemerintah tentu akan berdampak baik bagi kita semua, begitu juga dengan pihak lain, baik swasta, mahasiswa, lembaga kesehatan, dan lembaga-lembaga lain yang memiliki interkoneksitas dengan masyarakat, akan memberi kontribusi nyata dalam hal mewujudkan keingian masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan dibidang kesehatan.
Keberhasilan suatu kebijakan, baik dipusat maupun didaerah tentu saja harus dilajukan secara terpadu, berkesinambungan dan lebih penting lagi ada kesungguhan dan professional. Sasaran pembagunan kesehatan menurut penulis akan merata jika beberapa point diatas diperhatikan, tentu saja penulis menyadari ini tidaklah semudah mebalikkan telapak tangan, kendala teknis baik dilapangan maupun pada pelaku kebijakan itu sendiri tentu saja ada, dan ini kadang menjadi factor terjadinya benturan kebijakan. Namun, jika ada kesungguhan, maka harapan tentu akan terwujud dengan baik, dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat akan terpenuhi dengan baik pula.
Sumber: dotgorontalo.blogdetik.com/.../melaksanakan-jejaring-pembangunan-kesehatan/
Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan sangat bagus sekali untuk menunjang kesehatan yg kurang baik dimasyarakat dan pelayanan-pelayanan kesehatan dimasyarakat harus ditingkatkan lagi supaya negara kita maju apalagi dalam bidang kesehatan ini. Sumber: dotgorontalo.blogdetik.com/.../melaksanakan-jejaring-pembangunan-kesehatan/
upaya yang mana menurut anda yang paling efektif untuk melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan?
ReplyDeleteMenurut saya yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan dimasyarakat yg kurang memadai.
ReplyDeleteayo sama-sama kita berusaha agar bisa meningkatkan derajt kesehatan kita, karena kesehatan itu tanggung jawa kita bersama ..
ReplyDeleteIya sebagai anak kesehatan+petugas kesehatan nantinya kita harus bisa membangun masyarakat yang sehat khususnya di negara kita Indonesia :)
Deletebanyak upaya yang telah dilakukan masyarakat, apakah pemerintah memperdulikan kesehatan masyarakat ?
ReplyDeleteMenurut saya pemerintah itu sangat memperdulikan kesehatan yg ada di masyarakat.
Deletetapi pelayanannya saja yg kurang.
bagaimana cara membangun pendidikan yg bermutu disaat masih kurangnya pemerataan pendidikan sekarang ini ????
ReplyDeleteMembangun pendidikan itu harus ada kerja sama dari masyarakat dan pemerintah.
Deletemengapa faktor pendidikan, biaya, individual dan minimnya pelayanan menjadi faktor utama dalam sistem pelayanan kesehatan?????
ReplyDeletekarena itu sangat mendukung dalam tercapainya kesehatan di masyarakat.
Deletedr beberapa faktor yg menghambat lajunya peningkatan pelayanan kesehatan, manakah yg amat sangat dominan berpengaruh?
ReplyDeleteMenurut saya yaitu faktor biaya.
Deleteapakah pembangunan kesehatan mendapat dukungan dari pemerintah dan apa saja hambatan yang terjadi?
ReplyDeleteiya mendapat. hambatan yg terjadi karena ketidak sadaran masyarakar akan kesehatan dilingkungan.
Deletemenurut anda apakah peran pemerintah sudah cukup untuk membantu pembangunan kesehatan ini?
ReplyDeletemenurut saya blm.
DeleteApa masalah yang seing terjadi bagi pembangunan di Indonesia??
ReplyDeleteMasalah yang terjadi yaitu faktor" yg saya dijelaskan diatas.
Deletemenurut anda bagaimana cara membangkitkan pendidikan yang bermutu atau baik ?
ReplyDeletecara membangkitkankannya yaitu dukungandukungan dari pemerintah pusat.
Deleteayoo mari bersama-sama meningkatkan kesehatan masyarakat,lingkungan dan sekitarnya..
ReplyDeletekesehatan itu dimulai dari diri sendiri..
sudah sehat kah kalian?? :D
menurut anda dari ke-4 faktor yang menghambat pembangunan kesehatan diatas, manakah yang menjadi dasar untuk memulai merubah semuanya ?
DeleteDengan meningkatkan kesehatan dimasyarakat khususnya didaerah yang memiliki masalah tentang kesehatan dan mendapat dukungan dr pemerintah untuk pelayanan kesehatan supaya ditingkatkan lagi didaerah itu.
ReplyDeletePutri: ia marii kita bantu membangun Indonesia sehat.
ReplyDeleteSilviadine: Menurut saya yaitu faktor kesadaran.
ReplyDeletefaktor apa yang paling utama???
ReplyDelete